Artikel BLUD.id

Sistematika Penyusunan Renstra SMKN PART VA

Sistematika Penyusunan Renstra SMKN BAGIAN VA-blud.co.id. Artikel sebelumnya kita telah membahas BAB III yang terdiri dari: Permasalahan Berdasarkan Identifikasi Tugas dan Fungsi Pelayanan Telaah Visi, Misi dan Program Kepala daerah Telaah renstra KL Telaah Renstra Tata Ruang Wilayah dan KLHS Penanganan Isu-Isu Strategi Identifikasi Berdasarkan Permasalahan Tugas dan Fungsi Pelayanan Selanjutnya kita akan membahas mengenai BAB IV yang berisi Visi & Misi, Tujuan &Sasaran, Strategi &Arah Kebijakan SMKN. Namun, pada artikel kali ini kita akan fokus membahas mengenai visi & misi SMKN. Penjelasan visi & misi SMKN dapat dilihat dibawah ini: BAB IV VISI & MISI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN VISI DAN MISI Tercapainya Visi dan Misi ditunjang oleh nilai dasar yang digunakan sebagai acuan oleh SMKN 1 Sambilegi dalam berperilaku. Nilai dasar tersebut nantinya diharapkan dapat menjadi budaya organisasi di SMKN 1 Sambilegi. Visi SMKN 1 Sambilegi merupakan gambaran kondisi masa depan yang dicita-citakan dapat diwujudkan dalam kurun waktu lima tahun yang akan datang. Sebagai gambaran tentang apa yang ingin diwujudkan di akhir periode perencanaan, maka visi tersebut dapat disebut sebagai visi SMKN 1 Sambilegi yang menggambarkan tujuan utama penyelenggaraan tugas dan fungsi. Visi SMKN Tahun 2022–2026: “Menuju Masyarakat yang Menguasai Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Kompetitif dan Berkarakter dalam Dunia Pariwisata bertaraf Internasional ” Perwujudan visi SMKN 1 Sambilegi ditempuh melalui misi. Misi SMKN adalah langkah-langkah yang akan diambil untuk mewujudkan visi SMKN. Adapun misi untuk mencapai visi SMKN adalah dengan: sarana pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan menyediakan sarana prasarana pembelajaran sesuai dengan perkembangan IPTEK Meluluskan peserta didik yang kompeten, kompetitif, berkarakter, berbudi pekerti unggul, beriman dan bertaqwa Membangun layanan prima secara internal dan eksternal yang irasional sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha/dunia industri Jalin hubungan baik dengan mitra kerja yang saling menguntungkan di bidang pariwisata dan bidang terkait lainnya Agar dapat memberikan pelayanan prima yang berkualitas maka SMKN 1 Sambilegi membuat perencanaan peningkatan sarana prasarana dan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui perencanaan tingkat SMKN. Monitoring dan evaluasi kegiatan SMKN dilaksanakan melalui penilaian kinerja SMKN. Artikel selanjutnya kita akan membahas Sistematika Penyusunan Renstra SMKN PART VB dari Renstra yaitu pada sub bab “Tujuan & Sasaran SMKN”.

Sistematika Penyusunan Renstra SMKN PART IVD

Sistematika Penyusunan Renstra SMKN BAGIAN IVD.  Artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai “Sistematika Penyusunan Renstra SMKN PART IVC” yaitu Telaah renstra KL dan Telaah Renstra Tata Ruang Wilayah dan KLHS. Artikel selanjutnya kita akan membahas mengenai "Penentuan Isu-Isu Strategi Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan". Bagaimana cara membayar isu strategi tersebut ? Silahkan simak artikel dibawah ini : STRATEGIS ISU Analisis isu-isu strategi merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan Renstra OPD untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis akan meningkatkan akseptabilitas prioritas program dan kegiatan, dapat dioperasikan dan dapat dipertanggung jawabkan. Penyusunan Renstra antara dimaksudkan agar layanan OPD selalu mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan dan aspirasi pengguna layanan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat dari masyarakat dan lingkungan eksternalnya merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan. Isu-isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi OPD adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam penyusunan Renstra karena dampaknya yang signifikan bagi OPD di masa mendatang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan masyarakat kepada dalam jangka panjang. Suatu isu strategi bagi OPD yang diperoleh baik berasal dari analisis internal berupa pengenalan permasalahan pelaksanaan renstra sebelumnya maupun analisis eksternal berupa kondisi yang menciptakan peluang dan ancaman bagi OPD di masa lima tahun mendatang. Informasi yang diperlukan dalam perumusan isu-isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi ini adalah: Analisis isu-isu strategis yang bersumber dari internal Kuantitas sumber daya manusia belum memadai. Gaji untuk non PNS masih rendah. Anggaran untuk operasional masih rendah. Program kerja di SMKN kurang jelas dan kurang disosialisasikan dengan baik.   Analisis isu-isu strategis yang bersumber dari eksternal Tuntutan kebutuhan masyarakat atas layanan pendidikan baik dari sisi kuantitas dan kualitas yang makin meningkat, serta makin meningkatnya sikap kritis masyarakat atas berbagai kebijakan dan implementasi program-program pendidikan, memerlukan kepekaan untuk memahami dinamika perkembangan; Arah kebijakan yang kurang menentu dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengakibatkan banyak perubahan keputusan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, dan pengembangan serta implementasi program yang terkesan kurang mengacu pada perencanaan jangka menengah dan bersifat parsial kurang memiliki keterkaitan yang komprehensif dengan visi dan misi yang telah Hal ini memerlukan fleksibilitas dan tanggapan yang cepat untuk memvasilitasi pelaksanaannya di SMKN 1 Sambilegi, dan seringkali menganggu kontinyuitas implementasi program dan pelaksanaan kerja yang dikembangkan di SMKN 1 Sambilegi; Pengembangan program kerja tahunan masih belum mengacu pada perencanaan strategi jangka menengah, mengakibatkan program berkelanjutan dari tahun ke tahun sesuai dengan rencana jangka menengah kurang tercapai dan mampu mengantisipasi perkembangan yang berkelanjutan di masyarakat Semakin berkurangnya subsidi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Sistematika Penyusunan Renstra SMKN PART IVC

Sistematika Penyusunan Renstra SMKN BAGIAN IVC.  Artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai “Sistematika Penyusunan Renstra SMKN PART IVB” yaitu Telaah Visi, Misi dan Program Kepala daerah. Selanjutnya kita akan membahas mengenai “Telaah renstra KL dan Telaah Renstra Tata Ruang Wilayah dan KLHS. Sistematika Penyusunan Renstra SMKN dijelaskan pada artikel dibawah ini Telaah Renstra K/L dan Renstra Perangkat Daerah Provinsi 1.       Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sebagai pemerintah yang mengemban amanat mengendalikan pembangunan SDM melalui ikhtiar bersama semua anak bangsa untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memajukan kebudayaan, Kemendikbud dalam menentukan visi hukuman berdasarkan pada capaian kinerja, potensi dan permasalahan, Visi Presiden pada RPJMN Tahun 2020-2024, serta Visi Indonesia 2045. Adapun Visi Kemendikbud 2020-2024 adalah: “ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung Visi dan Misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkeb h inekaan global.” Visi tersebut di atas menggambarkan komitmen Kemendikbud terwujud mendukungnya visi dan misi Presiden melalui pelaksanaan tugas dan wewenang yang dimiliki secara konsisten, bertanggung jawab, dapat dipercaya, dengan menyimpan profesionalitas dan integritas. Oleh karena itu, perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan dan kebudayaan akan menghambat inovasi guna mencapai kemajuan dan kemandirian Indonesia. Sesuai dengan kepribadian bangsa yang berlandaskan gotong royong, Kemendikbud dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan, bekerja sama untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan Visi dan Misi Presiden tersebut.   2. Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Untuk mendukung pencapaian Visi Presiden, Kemendikbud sesuai tugas dan kewenangannya melaksanakan  Misi Presiden yang dikenal sebagai Nawacita kedua, yaitu menjabarkan misi nomor (1) Peningkatan kualitas manusia Indonesia; nomor (5) Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa; dan nomor (8) Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya. Untuk itu, misi Kemendikbud dalam melaksanakan Nawacita kedua tersebut adalah sebagai berikut: 1.   Mewujudkan pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi, merata dan berkelanjutan, didukung oleh infrastruktur dan teknologi. 2.   Mewujudkan pelestarian dan pemajuan kebudayaan serta pengembangan bahasa dan sastra. 3.   Mengoptimalkan peran serta seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung transformasi dan reformasi pengelolaan pendidikan dan kebudayaan. Adanya faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SMKN 1 Sambilegi dapat mempengaruhi permasalahan pelayanan SMKN 1 Sambilegi Faktor penghambat dan pendorong tersebut dapat ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra Kementerian Pendidikan. Telaahan faktor-faktor tersebut disajikan dalam tabel berikut   Telaahan Renstra K /L dan Renstra Perangkat Daerah Kabupaten Kota/ Provinsi No Renstra K/L Tupoksi SMKN 1 Sambilegi Permasalahan Faktor Penghambat dan Pendorong   Sasaran Jangka Menengah Rentra Kementrian dan Kebudayaan Tugas : SMKN mempunyai tugas mengelola penyelenggaraan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan 1. Pengembangan program kerja tahunan masih belum mengacu pada perencanaan strategis jangka menengah, mengakibatkan kontinyuitas dan keberlanjutan program dari tahun ke tahun sesuai dengan rencana jangka menengah kurang tercapai dan mampu mengantisipasi perkembangan yang berlangsung di masyarakat; Faktor penghambat: 1 Meningkatnya pemerataan layanan pendidikan bermutu di seluruh jenjang 1. kekurangjelasan dan kekurangtegasan dalam pelimpahan wewenang dari tingkat pimpinan kepada bawahan, serta kekurangsesuaian penunjukan bidang atau sub bagian untuk melaksanakan program-program kerja yang dilaksanakan 2 Meningkatnya kualitas pembelajaran dan relevansi pendidikan di seluruh jenjang 2. Terbatasnya sumber daya manusia yang ada di sekolah 3 Menguatnya karakter peserta didik 2. Intensitas komunikasi dan kerjasama antar kompetensi keahlian masih memerlukan peningkatan terutama terkait dengan implementasi program sekolah yang pelaksanaannya membutuhkan kerjasama dan kebersamaan antar kompetensi keahlian. 3. Kurangnya komunikasi dan kerjasama antar kompetensi keahlian 4 Meningkatnya pemajuan dan pelestarian bahasa dan kebudayaan 3. Pengembangan program kerja tahunan masih belum mengacu pada perencanaan strategis jangka menengah, mengakibatkan keberlanjutan program dari tahun ke tahun sesuai dengan rencana jangka menengah kurang tercapai dan mampu mengantisipasi perkembangan yang berlangsung di masyarakat 4. Semakin berkurangnya subsidi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah 5 Menguatnya tata kelola pendidikan dan kebudayaan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel Fungsi: 4. Pada beberapa implementasi program masih dijumpai kekurangjelasan dan kekurangtegasan dalam pelimpahan wewenang dari tingkat pimpinan kepada bawahan, serta kekurangsesuaian penunjukan bidang atau sub bagian untuk melaksanakan program-program kerja yang dilaksanakan Faktor pendorong: 1. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), SMKN mempunyai fungsi: a. penyusunan program kerja sekolah; b. penyiapan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis sesuai bidang tugasnya; c. penyelenggaraan proses pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku; d. pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik; e. pelaksanaan penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran; f. analisis dan pengembangan kinerja sekolah; g. pelaksanaan ketatausahaan sekolah; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program sekolah; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5.       Keterbatasan anggaran operasional (Listrik, Air, Internet, Kebersihan, dll)  serta kualitas perencanaan, monitoring dan evaluasi belum optimal 1. Adanya dukungan dari pemerintah untuk memberikan sumber daya manusia 6. Rendahnya gaji/jasa pelayanan pegawai non PNS 3. Memiliki jejaring dengan pihak luar dan instusi pendidikan 4. Memiliki standar sarana dan prasarana yang memadai untuk pengembangan pelayanan Tefa 5. Memiliki jejaring dengan pihak luar dan instusi Pendidikan 6. Memiliki standar sarana dan prasarana yang memadai untuk pengembangan pelayanan Tefa NO Renstra Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta 1 Aksesibilitas pendidikan meningkat   2.       Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah Dalam RTRW Provinsi DIY penataan ruang wilayah DIY mempunyai tujuan mewujudkan DIY sebagai pusat pendidikan, budaya, dan daerah tujuan wisata terkemuka berkelas dunia dengan mengedepankan keterpaduan pembangunan antar sektor berbasis mitigasi bencana, keistimewaan tata ruang DIY, dan lingkungan melalui penataan ruang yang berkualitas dan berkelanjutan. Kebijakan untuk mewujudkan DIY sebagai pusat pendidikan, budaya, dan daerah tujuan wisata terkemuka berkelas dunia dengan mengedepankan keterpaduan pembangunan antar sektor berbasis mitigasi bencana, keistimewaan tata ruang DIY, dan lingkungan melalui penataan ruang yang berkualitas dan berkelanjutan salah satunya adalah untuk pengembangaan kawasan pendidikan, pusat penelitian dan teknologi tinggi. Adapun rencana kawasan permukiman di Provinsi DIY  dilihat dari Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta no 3 tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah DIY tahun 2017-2022. Peruntukan lahan Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dengan Perda DIY Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DIY secara umum terdiri atas Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan, dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Adapun lahan di DIY yang ditetapkan peruntukannya sebagai kawasan lindung terdiri dari : kawasan lindung bawahan kawasan lindung setempat kawasan suaka alam kawasan suaka margasatwa kawasan rawan bencana alam. Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan, dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Lahan di DIY dengan peruntukan sebagai kawasan Budidaya sebagai berikut : kawasan peruntukan hutan produksi kawasan peruntukan pertanian; kawasan peruntukan pertambangan; kawasan peruntukan industri; kawasan peruntukan pariwisata; kawasan peruntukan permukiman; kawasan pendidikan tinggi; kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; dan kawasan militer dan kepolisian. Berdasarkan RTRW Provinsi Kepulauan DIY diatas, dapat diketahui bahwa penyelenggaraan pendidikan menghadapi permasalahan berkaitan dengan ketersediaan lahan untuk pengembangan sekolah khususnya di wilayah perkotaan, sehingga pembangunan sekolah pendidikan menengah dan sekolah luar biasa pada daerah perkotaan diarahkan pada pembangunan secara vertikal. Telaah Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) KLHS merupakan serangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa kaidah pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan KLHS merupakan serangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa kaidah pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau Kebijakan, Rencana atua Program (KRP). Pelaksanaan KLHS dalam penyusunan atau evaluasi Rencana Pembangunan Daerah adalah proses membuat dan melaksanakan KLHS yang dilakukan pada penyusunan atau pada saat evaluasi RPJPD, RPJMD, dan/atau KRP yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan hidup Berdasarkan dokumen Kajian Strategi Lingkungan Hidup (KLHS) RPJMD Provinsi DIY, program yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan semuanya tidak memiliki pengaruh dan dampak terhadap lingkungan. Setelah kita membahas tentang “Sistemtika Penyusunan Renstra SMKN PART IVB” yaitu Telaah Visi, Misi dan Program Kepala daerah. Selanjutnya kita akan membahas Sistematika Penyusunan Renstra SMKN tentang “isu strategi"

Sistematika Penyusunan Renstra SMKN PART IVB

Sistematika Penyusunan Renstra SMKN PART IVB.  Artikel sebelumnya , kita telah membahas mengenai Renstra pada BAB III yaitu mengenai Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan. Artikel kali ini kita akan membahas mengani Sistematika Penyusunan Renstra SMKN pada sub bab Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih. Bagaimana penyusunan dokumen renstra pada sub bab tersebut, silahkan baca format dibawah ini   Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Penelaahan visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih berisi tentang tugas dan fungsi SMKN yang terkait dengan visi, misi, serta program gubernur dan wakil gubernur. Proses penelaahan berdasarkan permasalahan yang ada dengan membandingkan visi, misi, program kerja kepala daerah dengan tupoksi SMKN, kemudian ditelaah faktor penghambat dan pendorong pelayanan SMKN tersebut disajikan dalam tabel berikut: TIDAK Visi/Misi Tupoksi SMKN Masalah Faktor Penghambat dan Pendorong 1 Visi Provinsi DIY periode 2021 - 2026 adalah: ” Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja” Tugas : SMKN mempunyai tugas mengelola penyelenggaraan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan 1. Pemerataan penempatan dan alokasi sumberdaya manusia pada berbagai Kompetensi keahlian masih kurang karena tidak adanya penerimaan pegawai negeri sipil dan masih menghandalkan pendidik honorer atau pendidik tidak tetap, mengakibatkan adanya perbedaan produktivitas dan hasil kerja pada masing-masing kompetensi keahlian di lingkungan SMKN 1 Sambilegi.   2. Intensitas komunikasi dan kerjasama antar kompetensi keahlian masih memerlukan peningkatan terutama terkait dengan implementasi program sekolah yang pelaksanaannya membutuhkan kerjasama dan kebersamaan antar kompetensi.     3. Pengembangan program kerja tahunan masih belum mengacu pada perencanaan strategi jangka menengah, mengakibatkan program keberlanjutan dari tahun ke tahun sesuai dengan rencana jangka menengah yang kurang terjangkau dan mampu mengantisipasi perkembangan yang berlangsung di masyarakat;   4. Pada beberapa program implementasi masih dijumpai kekurangjelasan dan kekurangtegasan dalam pelimpahan yang diwenangkan dari tingkat pimpinan kepada bawahan, serta kekurangsesuaian penunjukan bidang atau sub bagian untuk melaksanakan program-program kerja yang dilaksanakan Faktor penghambat: 1.      kurang jelasnya sosialisasi tentang perencanaan strategis jangka menengah untuk program dan kegiatannya serta kekurangsesuaian penunjukan bidang atau sub bagian untuk melaksanakan program-program kerja yang dilaksanakan2.      Terbatasnya sumber daya manusia yang ada di sekolah  3.      Kurangnya komunikasi dan kerjasama antar kompetensi keahlian   4.      Semakin berkurangnya subsidi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah     5.      Keterbatasan anggaran operasional (Listrik, Air, Internet, Kebersihan, dll)  serta kualitas perencanaan, monitoring dan evaluasi belum optimal 6.      Rendahnya gaji/jasa pelayanan pegawai non PNS Faktor Pendorong: 2 Misi no 1 : terwujudnya peningkatan kualitas hidup – kehidupan –  penghidupan masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban, melui peningkatan kemampuan dan peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia Jogja yang berdaya saing Fungsi: 1. Adanya dukungan dari pemerintah untuk memberikan sumber daya manusia 1.      penyusunan program kerja sekolah; 2.      penyiapan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis sesuai bidang tugasnya; 3.      penyelenggaraan proses pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 4.      pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik; 5.      pelaksanaan penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran; 6.      analisis dan pengembangan kinerja sekolah; 7.      pelaksanaan ketatausahaan sekolah; 8.      pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program sekolah; dan 9.pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2. Memiliki sarana dan prasarana standar yang mencukupi untuk pengembangan pelayanan Tefa 5. Memiliki jejaring dengan pihak luar dan lembaga Pendidikan 6. Memiliki sarana dan prasarana standar yang memadai untuk pengembangan pelayanan Tefa Setelah kita membahas mengenai "Sistemtika Penyusunan Renstra SMKN PART IVB" yaitu Telaah Visi, Misi dan Program Kepala daerah. Selanjutnya kita akan membahas mengenai "Telaah renstra KL"

Sistematika Penyusunan Renstra SMKN PART IVA

Sistematika Penyusunan Renstra SMKN BAGIAN IVA.  Artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai Renstra pada BAB 2 pada sub bab sumber daya manusia, keuangan dan sarana dan prasarana. Selanjutnya kita akan membahas  BAB III dan sub bab A . Bab III terdiri dari: Permasalahan Identifikasi Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Telaah Visi, Misi dan Program Kepala daerah Telaah renstra KL Telaah Renstra Tata Ruang Wilayah dan KLHS Penanganan Isu-Isu Strategis Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Berikut ini adalah contoh dokumen untuk BAB III untuk SUB BAB A.   BAB III STRATEGIS PERMASALAHAN DAN ISU SMKN 1 SAMBILEGI   IDENTIFIKASI MASALAH BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Analisis SWOT Identifikasi permasalahan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam metode analisis bisnis seperti model canvas, fishbone dan SWOT. Untuk membantu permasalahan di SMKN 1 Sambilegi menggunakan analisis SWOT. ANALISIS SWOT Analisis SWOT adalah suatu metode perencanaan strategis untuk dapat mengevaluasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam usaha mencapai tujuan, yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats), baik itu tujuan jangka pendek maupun pada jangka panjang. Analisis SWOT ini berperan penting karena tujuannya untuk membuat kerangka suatu situasi dan kondisi dalam suatu organisasi dari sudut pandang SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunities, Threats). Berikut merupakan Analisis SWOT dari SMKN 1 Sambilegi: Faktor Internal Hasil identifikasi faktor internal dapat dilihat sebagai berikut : Pelayanan Tersedianya sarana pembelajaran berbasis produk (barang/jasa) melalui Teaching Factory (TEFA) pada semua kompetensi keahlian untuk menghasilkan tamatan yang kompeten sesuai kebutuhan industri. Adannya komitmen pemimpin tentang kebijakan pelayanan SMKN. Kurangnya kerjasama antar kompetensi keahlian masih memerlukan peningkatan terutama terkait dengan implementasi program sekolah yang pelaksanaannya membutuhkan kerjasama dan kebersamaan antar kompetensi keahlian. Pengembangan program kerja tahunan masih belum mengacu pada perencanaan strategis jangka menengah, mengakibatkan keberlanjutan program dari tahun ke tahun sesuai dengan rencana jangka menengah kurang tercapai dan belum mampu mengantisipasi perkembangan yang berlangsung di masyarakat. Sumber Daya Manusia (SDM) Kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki oleh SMKN 1 Sambilegi sangat memadai, sesuai dengan kebutuhan untuk menjalankan pekerjaan berdasarkan tupoksi organisasi, dilengkapi dengan kualifikasi akademik dan keterampilan yang sesuai bagi upaya pengembangan layanan Pendidikan. Efektivitas dan efisiensi pengelolaan organisasi yang mampu menciptakan budaya kerja yang produktif dan iklim organisasi yang kondusif di lingkungan SMKN 1 Sambilegi Pemerataan penempatan dan alokasi sumberdaya manusia pada berbagai Kompetensi keahlian masih kurang karena tidak ada penerimaan pegawai negeri sipil dan masih menghandalkan pendidik honorer atau pendidik tidak tetap, mengakibatkan adanya perbedaan produktivitas dan hasil kerja pada masing-masing kompetensi keahlian di lingkungan SMKN 1 Sambilegi. Pada beberapa implementasi program masih kurang jelas dan tegas dalam pelimpahan wewenang dari tingkat pimpinan kepada bawahan, serta kekurangsesuaian penunjukan bidang atau sub bagian untuk melaksanakan program-program kerja yang dilaksanakan.   Sarana dan Prasarana Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai sebagai faktor pendukung bagi pengembangan program-program layanan Pendidikan. Tingginya penerapan teknologi dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan yang mampu meningkatkan produktivitas sumberdaya manusia di lingkungan SMKN 1 Sambilegi. Keuangan dan Akuntansi Keterbatasan anggaran operasional (Listrik, Air, Internet, Kebersihan, dll) serta kualitas perencanaan, monitoring dan evaluasi belum optimal Rendahnya gaji/jasa pelayanan pegawai non PNS Faktor Eksternal Identifikasi faktor eksternal dilakukan secara profesional judgement terhadap 4 (empat) bidang yang dianggap berpengaruh bagi SMKN untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihapai saat ini. Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil identifikasi faktor eksternal sebagai berikut: Kondisi Geografis Lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat karena berada di tengah pemukiman padat penduduk. Karateristik Penduduk Makin meningkatnya kebutuhan, kesadaran dan perhatian masyarakat akan pentingnya pendidikan sebagai faktor penentu untuk meningkatkan kesejahteraan hidup dan harapan untuk meraih keberhasilan di masa depan. Tuntutan kebutuhan masyarakat atas layanan pendidikan baik dari sisi kuantitas dan kualitas yang makin meningkat, serta makin meningkatnya sikap kritis masyarakat atas berbagai kebijakan dan implementasi program pendidikan, memerlukan kepekaan untuk memahami dinamika perkembangan. Pesaing SMKN yang ada di wilayah DIY yang memiliki jurusan/ kompetensi keahlian Pariwisata, Perhotelan dan Katering masih sedikit jumlahnya. Satu-satunya SMKN yang memiliki Hotel untuk menunjang keahlian perhotelan. Regulasi Arah kebijakan yang kurang menentu dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengakibatkan banyak perubahan keputusan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, dan pengembangan serta implementasi program yang terkesan kurang mengacu pada perencanaan jangka menengah dan bersifat parsial kurang memiliki keterkaitan yang komprehensif dengan visi dan misi yang telah dikembangkan. Adanya Inpress No 9 Tahun 2013 tentang Revitalisasi Pendidikan Menengah Kejuruan dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing Sumber Daya Manusia. Salah satu cara dalam melakukan Revitalisasi SMK adalah dengan menerapkan pembelajaran Teaching Factory (TEFA).  Pembelajaran melalui Teaching Factory bertujuan untuk menumbuhkembangkan  karakter dan etos Kerja yang di butuhkan Dunia Usaha Dunia Industri. Matriks Grand Strategy Matrik ini merupakan matrik penjelasan analisis SWOT yang terdiri dari IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) dan EFAS (Eksternal Strategic Factor Analysis Summary). Di mana matrik ini dinilai berdasarkan nilai bobot dan nilai rating, sebagai berikut: Nilai Bobot =  0 tidak penting sampai dengan angka 1 = sangat penting Masing-masing faktor diberi bobot mulai dari 0 yang berarti sangat tidak penting sampai dengan 1 yang berarti sangat penting. Semua bobot tersebut jumlah/ skor total harus sama dengan 1 (100%) untuk masing-masing IFAS dan EFAS. Nilai-nilai tersebut secara implisit menunjukkan angka presentase tingkat kepentingan faktor tersebut. Nilai Rating sebagai berikut: 1 = kurang berpengaruh 2 = cukup berpengaruh 3 = berpengaruh 4 = sangat Berpengaruh Masing-masing faktor diberi nilai rating dengan skala mulai dari 1 (Satu) untuk faktor yang sangat rendah sampai dengan 4 (empat) untuk faktor yang sangat tinggu. Hal ini dilihat berdasarkan tingkat pengaruh yang diberikan faktor tersebut dalam pengembangan instansi. Semakin besar pengaruh yang diberikan, maka semakin tinggi nilai ratingnya. Sebaliknya, semakin kecil pengaruh yang diberikan, maka semakin rendah nilai ratingnya. Skor = kalikan nilai bobot dan rating ke dalam pengisian nilai skor Jumlah total nilai skor untuk masing-masing kelebihan dan kelemahan pada IFAS dan EFAS. Hitung selisih kelebihan dan kelemahan pada masing-masing IFAS dan EFAS. Rincian penilaian aspek internal dan eksternal Puskesmas Sambilegi dapat dilihat pada tabel dibawah ini Faktor Strategis Lingkungan Internal No Faktor Strategis Lingkungan Internal BOBOT RATING SKOR   KEKUATAN   Aspek Pelayanan 1 Tersedianya sarana pembelajaran berbasis produk (barang/jasa) melalui Teaching Factory (TEFA) pada semua kompetensi keahlian untuk menghasilkan tamatan yang kompeten sesuai kebutuhan industri. 1 4 4 2 Adanya komitmen pemimpin tentang kebijakan pelayanan SMKN. 0.5 4 2   Aspek SDM 1 Kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki oleh SMKN 1 Sambilegi sangat memadai, sesuai dengan kebutuhan untuk menjalankan pekerjaan berdasarkan tupoksi organisasi, dilengkapi dengan kualifikasi akademik dan keterampilan yang sesuai bagi upaya pengembangan layanan Pendidikan. 0.5 4 2 2 Efektivitas dan efisiensi pengelolaan organisasi yang mampu menciptakan budaya kerja yang produktif dan iklim organisasi yang kondusif di lingkungan SMKN 1 Sambilegi 0.3 3 0.9   Aspek Sarana dan Prasarana 1 Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai sebagai faktor pendukung bagi pengembangan program-program layanan Pendidikan. 1 4 4 2 Tingginya penerapan teknologi dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan yang mampu meningkatkan produktivitas sumberdaya manusia di lingkungan SMKN 1 Sambilegi. 0.6 4 2.4 TOTAL KEKUATAN 3.9 23 15.3     KELEMAHAN   Aspek Pelayanan 1 Kurangnya kerjasama antar kompetensi keahlian masih memerlukan peningkatan terutama terkait dengan implementasi program sekolah yang pelaksanaannya membutuhkan kerjasama dan kebersamaan antar kompetensi keahlian. 0.3 4 1.2 2 Pengembangan program kerja tahunan masih belum mengacu pada perencanaan strategis jangka menengah, mengakibatkan keberlanjutan program dari tahun ke tahun sesuai dengan rencana jangka menengah kurang tercapai dan belum mampu mengantisipasi perkembangan program. 0.5 4 2   Aspek SDM 1 Pemerataan penempatan dan alokasi sumberdaya manusia pada berbagai Kompetensi keahlian masih kurang karena tidak ada penerimaan pegawai negeri sipil dan masih menghandalkan pendidik honorer atau pendidik tidak tetap, mengakibatkan adanya perbedaan produktivitas dan hasil kerja pada masing-masing kompetensi keahlian di lingkungan SMKN 1 Sambilegi. 1 4 4 2 Pada beberapa implementasi program masih kurang jelas dan tegas dalam pelimpahan wewenang dari tingkat pimpinan kepada bawahan, serta kekurangsesuaian penunjukan bidang atau sub bagian untuk melaksanakan program-program kerja yang dilaksanakan; 0.3 3 0.9   Aspek Keuangan 1 Keterbatasan anggaran operasional (Listrik, Air, Internet, Kebersihan, dll)  serta kualitas perencanaan, monitoring dan evaluasi belum optimal 1 4 4 2 Rendahnya gaji/jasa pelayanan pegawai non PNS 0.6 3 1.8 TOTAL KELEMAHAN 3.7 22 13.9 TOTAL KEKUATAN - KELEMAHAN 7.6 45 1.4 Faktor Strategis Lingkungan Eksternal No Faktor Strategis Lingkungan Eksternal BOBOT RATING SKOR   PELUANG   Aspek Kondisi Geografis 1 Lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat karena berada di tengah pemukiman padat penduduk. 0.6 3 1.8   Aspek Karakteristik Penduduk 1 Makin meningkatnya kebutuhan, kesadaran dan perhatian masyarakat akan pentingnya pendidikan sebagai faktor penentu untuk meningkatkan kesejahteraan hidup dan harapan untuk meraih keberhasilan di masa depan. 0.5 4 2   Aspek Pesaing 1 Satu-satunya SMKN yang memiliki Hotel untuk menunjang keahlian perhotelan. 1 4 4   Aspek Regulasi 1 Adanya Inpress No 9 Tahun 2013 tentang Revitalisasi Pendidikan Menengah Kejuruan dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing Sumber Daya Manusia.  Salah satu cara dalam melakukan Revitalisasi SMK adalah dengan menerapkan pembelajaran Teaching Factory (TEFA).  Pembelajaran melalui Teaching Factory bertujuan untuk menumbuhkembangkan  karakter dan etos Kerja yang di butuhkan Dunia Usaha Dunia Industri. 0.6 4 2.4 TOTAL PELUANG 2.7 15 10.2     ANCAMAN   Aspek Karakteris Penduduk 1 Tuntutan kebutuhan masyarakat atas layanan pendidikan baik dari sisi kuantitas dan kualitas yang makin meningkat, serta makin meningkatnya sikap kritis masyarakat atas berbagai kebijakan dan implementasi program pendidikan, memerlukan kepekaan untuk memahami dinamika perkembangan. 0.6 4 2.4 2 0   Aspek Pesaing 1 Terdapat SMKN di wilayah DIY yang memiliki jurusan/ kompetensi keahlian Pariwisata, Perhotelan dan Katering. 1 4 4   Aspek Regulasi 1 Arah kebijakan yang kurang menentu dari Kementerian Pendidikan dan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, dan pengembangan serta implementasi program yang terkesan kurang mengacu pada perencanaan jangka menengah dan bersifat parsial kurang memiliki keterkaitan yang komprehensif dengan visi dan misi yang telah dikembangkan.Kebudayaan yang mengakibatkan banyak perubahan keputusan 0.5 3 1.5 TOTAL ANCAMAN 2.1 11 7.9 TOTAL PELUANG - ANCAMAN 4.8 26 2.3 Analisis Matriks Grand Strategy Berdasarkan hasil analisis SWOT pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Peluang (Opportunities) mendapat nilai: 10.2 Ancaman (Threats) mendapat nilai: 7.9 Kekuatan (Strength) mendapat nilai: 15.3 Kelemahan (Weakness) mendapat nilai: 13.9 Hasil analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, maka posisi Puskesmas dalam matriks SWOT sebagai berikut: STRENGTH POSTURE: Strength - Weakness = 1.4 COMPETITIVE POSTURE: Oppurtunities - Therats = 2.3 Berdasarkan nilai strength posture dan competitive posture, maka posisi SMKN 1 Sambilegi dapat digambarkan pada Gambar di bawah ini Gambar 3.1 Posisi SMKN 1 Sambilegi    Keterangan: : Koordinat aspek lingkungan internal dan eksternal : Koordinat S-W = 1.4 dan O-T = 2.3 Selanjutnya dilakukan analisa untuk menentukan posisi SMKN 1 Sambilegi. Analisis tersebut dapat dijelaskan pada Tabel di bawah ini.  Tabel 3.3 Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threats) F. Intern Strength/ Kekuatan (S) Weakness/ Kelemahan (W) F. Ekstern Opportunity/ Kesempatan (O)   SO Menghasilkan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengambil keuntungan dari adanya kesempatan.   1.Mengoptimalkan mutu pelayanan melalui sistem manajemen mutu yang baik dan mempertahankan akreditasi yang baik 2.Mengoptimalkan kondisi sarana dan prasarana yang sudah dimiliki SMKN melalui pemeliharaan dan perawatan yang baik 3.Mengoptimalkan sarana pembelajaran melalui tefa dengan panduan SOP 4.Mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran sesuai dengan perkembangan teknologi. 5.Pengembangan kerjasama dengan sekolah aliansi dan DU/DI (Institusi Pasangan) baik dalam negeri maupun luar negeri. 6.Mengadakan program pelatihan / IHT sesuai dengan kebutuhan sekolah WO Menghasilkan strategi yang mengambil keuntungan dari kesempatan dengan cara mengatasi kelemahan   1.         Mengatasi keterbatasan jumlah tenaga pendidik pegawai tetap untuk meningkatkan mutu pelayanan SMKN 2.         Mengatasi keterbatasan anggaran operasional melalui peluang peningkatan pendapatan SMKN 3.         Mengatasi perencanaan strategis jangka menengah yang fluktuatif dengan cara selalu berkoordinasi dengan pihak pemerintah daerah Threat/ Ancaman (T) ST Menghasilkan strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman   1.     Mengoptimalkan penguasaan dan pemanfaatan teknologi untuk operasional pelayanan yang ada di SMKN 1 Sambilegi 2.     Mengoptimalkan penguasaan dan pemanfaatan teknologi untuk operasional pelayanan  TEFA yang ada di SMKN 1 Sambilegi WT Menghasilkan strategi yang meminimalisir kelemahan dan menghindari ancaman   1.      Mengatasi keterbatasan komunikasi antar kompetensi keahlian dengan mengikuti perkembangan teknologi informasi terbaru 2.      Mengatasi rendahnya gaji/jasa pelayanan pegawai non PNS melaui kerjasama di bidang masing-masing dengan DU/DI                                                                                 Berdasarkan analisis grand strategy dan diagram peluang maka SMKN 1 Sambilegi berada di kuadran I (mendukung strategi agresif) dengan menggunakan strategi SO dan menghasilkan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengambil keuntungan dari adanya kesempatan. Strategi yang digunakan oleh SMKN 1 Sambilegi adalah : Mengoptimalkan mutu pelayanan melalui sistem manajemen mutu yang baik dan mempertahankan akreditasi yang baik Mengoptimalkan kondisi sarana dan prasarana yang sudah dimiliki SMKN melalui pemeliharaan dan perawatan yang baik Mengoptimalkan sarana pembelajaran melalui TEFA dengan panduan SOP Mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran sesuai dengan perkembangan teknologi. Pengembangan kerjasama dengan aliansi sekolah dan DU/DI (Institusi Pasangan) baik dalam negeri maupun luar negeri. Mengadakan program pelatihan / IHT sesuai dengan kebutuhan sekolah untuk tenaga pendidik dan kependidikan Setelah kita membahas mengenai "Sistematika Penyusunan Renstra SMKN PART IVA" yaitu Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan. Selanjutnya kita akan membahas mengenai sub tema "Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah".

Sistematika Penyusunan Renstra SMKN PART IIIC

Sistematika Penyusunan Renstra SMKN BAGIAN IIIC. Artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai gambaran umum mengenai sumberdaya manusia, sumber daya keuangan, dan sarana prasarana SMKN. Selanjutnya kita akan membahas mengenai kinerja pelayanan dan tantangan serta peluang yang dimiliki oleh SMKN. Berikut merupakan contoh dokumen Renstra: KINERJA PELAYANAN SMKN 1 SAMBILEGI Capaian Kinerja Mutu Pelayanan Tingkat capaian kinerja SMKN 1 Sambilegi berdasarkan target/target Renstra SMKN 1 Sambilegi periode sebelumnya masukkan dalam tabel berikut: Pencapaian Kinerja Pelayanan SMKN 1 Sambilegi Tahun 2017-2021 TIDAK Indikator kinerja sesuai tugas dan fungsi Target Renstra PD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada tahun ke- 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021               (1)                                                       (2)     (6)     (7)     (8)     (9)   (10)   (11)   (12)   (13)   (14)   (15)   (16)   (17)   (18)   (19)   (20) Indikator SPM Pendidikan SMKN                               1 1.1.1 Peserta didik memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME sesuai dengan kebutuhan kawasan keagamaan 83% 86% 90% 96% 100% 76% 85% 90% 96% 90% 92% 99% 101% 100% 90% 2 1.1.2 Peserta didik memiliki jiwa Kebangsaan dan cinta tanah air sesuai kebutuhan Kebangsaan dan Cinta Tanah Air 85% 88% 92% 95% 100% 85% 88% 92% 92% 90% 99% 101% 99% 96% 90% 3 1.1.3 Peserta didik memiliki kepribadian jujur, mandiri, bertanggung jawab, dan berjiwa sosial sesuai standar kompetensi Karakter Pribadi dan Sosial  78% 83% 85% 90% 100% 75% 82% 86% 89% 90% 96% 99% 101% 99% 90% 4 1.1.4 Peserta didik diharapkan memiliki kesehatan secara jasmani maupun rohani sesuai area kebutuhan jasmani dan rohani 80% 85% 89% 90% 100% 80% 82% 88% 91% 95% 100% 96% 99% 101% 95% 5 1.1.5 Peserta didik memiliki kemampuan literasi yang baik dan mumpuni sesuai area kompetensi Literasi  75% 85% 88% 90% 100% 78% 85% 86% 88% 90% 104% 99% 97% 98% 90% 6 1.1.6 Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif sesuai area kompetensi kreativitas 80% 85% 89% 90% 100% 78% 85% 87% 88% 90% 98% 99% 98% 98% 90% 7 1.1.7 Peserta didik memiliki keterampilan Estetika yang baik sesuai area kompetensi estetika 78% 83% 85% 90% 100% 80% 85% 85% 90% 95% 103% 103% 100% 100% 95% 8 1.1.8 Peserta didik memiliki kemampuan teknis yang memadai sesuai area kompetensi kemampuan teknis 80% 85% 88% 90% 100% 78% 83% 85% 85% 85% 98% 98% 97% 94% 85% 9 1.1.9Peserta didik memiliki jiwa dan kemampuan berwirausaha yang baik sesuai area kompetensi kewirausahaan 80% 85% 88% 92% 100% 75% 80% 85% 88% 80% 94% 94% 97% 96% 80% 10 1.2.1 Sub standar kompetensi lulusan dan ruang lingkup materi setiap muatan pembelajaran untuk setiap kelas pada tingkat dan jenis kompetensi dirumuskan dalam kurikulum SMK/MAK 80% 86% 90% 96% 100% 78% 82% 88% 95% 95% 98% 96% 98% 99% 95% 11 1.2.1 Sub standar kompetensi lulusan, ruang lingkup materi dan kurikulum tersebut dijabarkan ke dalam buku teks pelajaran 75% 83% 86% 90% 100% 78% 81% 83% 85% 95% 104% 98% 97% 94% 95% 12 1.3.1 Guru membuat perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP dan/atau perangkat pembelajaran lain yang mengacu kepada silabus yang dikembangkan oleh SMK dan kurikulum untuk pembelajaran di kelas 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 13 1.3.2 Proses pembelajaran yang di lakukan guru/instruktur sesuai standar prosedur pelaksanaan sistem pembelajaran di kelas 80% 85% 90% 95% 100% 80% 85% 90% 90% 90% 100% 100% 100% 95% 90% 14 1.3.3 Guru/instruktur membuat penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan sistem pembelajaran di kelas 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 15 1.3.4 Guru/instruktur menganalisis karakteristik keterampilan yang akan dicapai peserta didik dalam pembelajaran praktik 85% 85% 90% 95% 100% 85% 85% 90% 90% 90% 100% 100% 100% 95% 90% 16 1.3.5 Guru/instruktur memberikan contoh dan kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan yang telah dicontohkan guru/instruktur dalam proses pembelajaran praktik 85% 85% 90% 95% 100% 85% 85% 90% 95% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 17 1.3.6 Guru/instruktur melakukan penilaian sesuai dengan karakteristik keterampilan pembelajaran praktik 85% 85% 90% 95% 100% 85% 85% 90% 95% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 18 1.3.7 Guru/instruktur dari SMK/MAK dan pembimbing dunia kerja membuat perencanaan sistem ganda 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 19 1.3.8 Pelaksanan kegiatan pembelajaran pada PSG 100% 100%

Jumlah Viewers: 40