Artikel BLUD.id

Pengelolaan Aset Dinas Perhubungan Kota Bandung

Standar Akuntansi yang digunakan untuk Pemerintahan yaitu SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan). Cara Pencatatan di dunia ada 2 yaitu accrual basis dan cash basis, untuk Pemerintahan Indonesia cash to accrual Basis yang berakhir menjadi accrual basis. Laporan yang disusun dalam SAP ada 7 Laporan yaitu LRA, LO, Neraca, LPSAl, LPE, LAK, CALK.  Software/Sistem aplikasi yang digunakan UPT Parkir menggunakan SIMDA.  New Publik Manajemen → Pemerintah mengelola institusi menggunakan gaya atau model perusahaan swasta. Pengelolaan keuangan pemerintahan namun rasa swasta.  Paradigma ini muncul dan dibuat zona integritas. WBK (Wilayah Bebas Korupsi) di Kota Bandung belum semuanya, baru OPD nya saja → Pemerintah memberikan anggaran ke wilayah WBK pemerintah akan percaya karena sudah memiliki GCG yang bagus, pelaporan yang bagus, integritas dan akuntabilitasnya lebih terjamin. Jika diluar WBK pemerintah tidak akan mudah percaya. Harapannya dengan ada nya WBK UPT Parkir maupun Dishub dapat anggaran yang bisa diKelola dengan baik dan berdasarkan Good Government. Di dalam Laporan Keuangan ada Laporan Neraca → Aset Aset memiliki syarat, salah satu kriteria tidak terpenuhi tidak bisa di akui. Contoh: saat UPN  dipindahkan dari swasta (Menhan) ke negeri perlu dilakukan pindah tangan dengan BAST. Namun Aset nya selama ini belum ada BAST dari Menhan ke Mendikbud. Yang di takutkan disini adalah double counting.  Aset merupakan barang bentuk berwujud (Gedung) dan tidak berwujud (software, royalty), yang dikuasai oleh (UPT/Dinas), untuk kepentingan bisnis/ yang ada manfaat ekonomis non ekonomis dan yang harus ada transaksinya.  Transaksi Aset dihindarkan dari fraud. Fraud terjadi salah satunya salah menilai aset. Di Jogja banyak fraud. Sultan ground di sewakan swasta dan oleh swasta di sertifikatkan. Fraud faktor dipengaruhi oleh kesalahan atas kesengajaan/ketidaksengajaan. Melihat Fraud dengan (Y=C+I).  Contoh: Dinas Perhubungan memberikan Bis sebagai Hibah ke UPT, Jika tidak ada BPKB dan tidak ada transaksi Hibah jadi belum bisa diakui sebagai aset. Jika belum dikuasakan digunakan itu tidak mengapa, namun belum dapat diakui sebagai Aset. Bisa dimasukan di neraca (off Balance sheet). Setelah ada Transaksi pelimpahan Hibah/Bantuan kitab oleh melakukan taksiran harga dan  disampaikan di CALK. Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar Ada kasus nulis asset kendaraan tapi waktu di cek sudah tidak ada dan diambil oleh Kepala Daerah (tanah bumbu) → harus sesuai antara fisik dengan pencatatan Aset Lancar: Kas, Piutang, Investasi Jangka Pendek (harus ada izin/ada peraturannya), Persediaan. Aset Tetap: tangible dan intangible software yang siap digunakan langsung bukan asset UPT dan Dishub (intangible), Jika software di create sendiri (bisa diakui tangible) Aset Tangible meliputi Gedung, tanah, kendaraan. Terkait dengan pelaporan itu dimulai dari cara membeli asset. Diawali perencanaan belanja modalnya. Penambahan asset bisa dicocokkan  dari penambahan transksi kode 5.3.xx. kebanyakan transaksi tidak balance karena penambahan aset belum sama dengan penambahan belanja modal. Penambahan asset: (pengakuan Awal) Cara Penilaian Aset: Level 1: Pembelian Aset (Kode 5.3): Berdasarkan harga perolehan 🡪 semua biaya (harga beli, biaya pengantaran/biaya angkut, pajak) Level 2: Hadiah, Sumbangan, Hibah: Berdasarkan Harga taksiran (membandingkan dengan aset yang sama/ada pembanding) – Harga taksiran di sampaikan di CALK.  Level 3: Memiliki Aset nilainya berapa: belum ada pembanding sehingga boleh dilakukan penaksiran sendiri Fair Value (Harga Wajar). Aset digunakan akan memunculkan biaya pemeliharaan dan biaya penggunaan aset. Biaya pemakaian dari penggunaan sampai dengan tidak dapat digunakan lagi nama nya biaya depresiasi. Setiap aset harus memiliki depresiasi, penurunan nilai aset harus dihitung. Gedung nilai ekonomis 20 tahun, untuk tanah tidak memiliki nilai umur ekonomis, untuk kendaraan nilai ekonomis 5 tahun (menurut pajak).  Penyusutan Aset Berwujud 🡪 Depresiasi Penyusutan Aset Tidak Berwujud 🡪 Amortisasi Penyusutan Lingkungan 🡪 Deplesi (Pengakuan Akhir) Pelaporannya Harga perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiasi menghasilkan Nilai Buku. Jenis-Jenis Metode Penyusutan: Metode Garis Lurus: Menyajikan metode ini sebagai cara paling sederhana di mana nilai aset dikurangkan secara merata selama umur ekonomisnya. Metode Saldo Menurun (Declining Balance): Menguraikan metode ini yang mengenakan penyusutan pada nilai aset yang tersisa setelah setiap periode. Metode Jam Kerja (Unit of Production): Menjelaskan cara metode ini menghitung penyusutan berdasarkan penggunaan atau produksi aktual dari aset. Metode Satuan Angka Tetap (Sum of the Years Digits): Menyajikan metode ini yang mengenakan penyusutan lebih banyak pada awal umur aset. Metode Aktivitas (Activity Method): Mendiskusikan metode ini yang menyesuaikan tingkat penyusutan berdasarkan aktivitas aset. Implikasi Pilihan Metode Penyusutan: Menjelaskan bahwa pemilihan metode penyusutan dapat mempengaruhi laporan keuangan, pajak, dan kebijakan investasi. Mengilustrasikan contoh bagaimana metode yang berbeda dapat menghasilkan angka penyusutan yang berbeda. Keterkaitan dengan Pajak: Mendiskusikan hubungan antara metode penyusutan dan implikasinya terhadap kewajiban pajak. Menyoroti perbedaan antara metode akuntansi dan metode pajak. Pengaruh Terhadap Neraca dan Laporan Keuangan: Menyajikan bagaimana metode penyusutan mempengaruhi nilai aset yang tercatat dalam neraca dan bagaimana hal ini tercermin dalam laporan keuangan. Tantangan dan Kontroversi: Membahas tantangan yang mungkin dihadapi perusahaan dalam memilih metode penyusutan, termasuk perubahan dalam standar akuntansi dan peraturan pajak. Baca juga: Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Puskesmas melalui Pelatihan Remunerasi di Era BLUD

Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Puskesmas melalui Pelatihan Remunerasi di Era BLUD

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) telah menjadi pilihan strategis bagi banyak Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dalam meningkatkan efisiensi dan kemandirian operasional mereka. Seiring dengan implementasi BLUD, penting untuk memperhatikan aspek remunerasi atau penggajian pegawai sebagai upaya memotivasi dan memperbaiki kesejahteraan mereka. Artikel ini akan membahas pentingnya pelatihan remunerasi bagi Puskesmas yang telah menerapkan model BLUD. Konteks BLUD dan Puskesmas Menggali Potensi BLUD: Badan Layanan Umum Daerah memberikan Puskesmas keleluasaan dalam pengelolaan keuangan dan operasional. Namun, untuk mencapai kesuksesan penuh, perhatian khusus perlu diberikan pada manajemen sumber daya manusia, termasuk remunerasi. Kesejahteraan Pegawai dan Kinerja Puskesmas: Kesejahteraan pegawai Puskesmas memiliki dampak langsung terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan. Dengan memastikan remunerasi yang adil dan kompetitif, Puskesmas dapat memotivasi tenaga medis dan administratif untuk memberikan pelayanan yang optimal. Pentingnya Pelatihan Remunerasi Penyesuaian dengan Model BLUD: Pelatihan remunerasi perlu disesuaikan dengan struktur dan kebijakan BLUD. Hal ini mencakup pemahaman mengenai sumber daya keuangan yang dapat dialokasikan untuk remunerasi dan strategi penyesuaian gaji berdasarkan kinerja. Peningkatan Transparansi:Pelatihan dapat membantu mengenai pentingnya transparansi dalam sistem remunerasi. Pegawai perlu memahami kriteria dan indikator yang digunakan dalam menilai kinerja dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi penggajian. Fokus pada Kinerja dan Kontribusi: Remunerasi seharusnya tidak hanya bersifat rutin, tetapi juga terkait dengan pencapaian target kinerja dan kontribusi positif terhadap pelayanan kesehatan. Pelatihan dapat membantu menekankan pentingnya hubungan antara kinerja individu dan penghargaan yang diberikan. Langkah-langkah Pelatihan Remunerasi Pemahaman Konsep BLUD: Pelatihan awal harus mencakup pemahaman mendalam mengenai konsep dan tujuan BLUD. Ini mencakup pengelolaan keuangan, pembuatan anggaran, dan keterlibatan pegawai dalam proses pengambilan keputusan. Analisis Kebutuhan Pegawai: Identifikasi kebutuhan dan harapan pegawai terkait remunerasi. Pelatihan dapat membantu mengumpulkan umpan balik dan memahami perspektif pegawai untuk membangun sistem yang adil dan merangsang motivasi. Implementasi Sistem Evaluasi Kinerja: Pelatihan remunerasi dapat menyertakan implementasi sistem evaluasi kinerja yang jelas dan objektif. Ini mencakup pembuatan indikator kinerja, pemantauan progres, dan pengukuran pencapaian target. Manfaat Pelatihan Remunerasi pada Puskesmas BLUD Motivasi dan Kinerja Tinggi: Pegawai yang merasa dihargai melalui remunerasi yang adil cenderung memiliki motivasi yang tinggi untuk meningkatkan kinerja mereka, memberikan dampak positif pada pelayanan kesehatan. Retensi Pegawai: Sistem remunerasi yang kompetitif dapat membantu dalam mempertahankan tenaga medis dan administratif yang berkualitas. Hal ini mengurangi risiko kehilangan talenta dan memastikan kontinuitas pelayanan. Peningkatan Kesejahteraan: Peningkatan kesejahteraan pegawai tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang positif tetapi juga memperkuat hubungan antara pegawai dan manajemen Puskesmas. Puskesmas yang telah menerapkan BLUD dapat mencapai kesuksesan lebih lanjut dengan memperhatikan remunerasi pegawai secara cermat. Pelatihan remunerasi yang tepat dapat membantu menciptakan sistem penggajian yang adil, transparan, dan berorientasi pada kinerja. Dengan demikian, Puskesmas tidak hanya menjadi mandiri secara finansial tetapi juga dapat membangun tim yang termotivasi dan berkomitmen tinggi untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. Baca juga: Sosialisasi Pra BLUD Biro Perekonomian Makassar

Sosialisasi Pra BLUD Biro Perekonomian Makassar

Pada Tanggal 15 - 16 Desember 2023, Biro Perekonomian Makassar bersama tim syncore BLUD melakukan sosialisasi terkait persiapan Penerapan BLUD.  Sosialisasi ini dihadiri oleh kepala Biro Perekonomian Makassar dan pakar BLUD bapak Niza Wibyana Tito, M. Kom, M.M, M. Ak, CAAT. Sosialisasi berlangsung dari pukul 09.00 hingga 18.00. Sosialisasi diawali dengan paparan terkait Persiapan Penerapan BLUD dan Materi terkait BLUD. kemudian dilanjutkan dengan pemaparan terkait dokumen administratif penerapan BLUD oleh perwakilan Tim konsultan BLUD. Para peserta sangat antusias pada materi sosialisasi ditandai dengan diskusi pada saat sosialisasi tersebut. Setelah pemaparan terkait dokumen administratif dilanjutkan dengan showing sistem dan pemaparan sistem syncore BLUD.  Kemudian pada hari terakhir di tanggal 16 Desember 2023, dilanjutkan dengan penjelasan terkait evaluasi BLUD oleh Perwakilan Tim konsultan BLUD. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait penerapan BLUD pada Biro Perekonomian Makassar. Dengan pemahaman terkait BLUD, Biro Perekonomian dapat mengetahui perannya dalam penerapan BLUD pada UPT serta tahapan demi tahapan mulai dari persiapan BLUD hingga evaluasi BLUD. Tim syncore BLUD selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada setiap UPT/D yang akan menerapkan BLUD. Dengan pelayanan Pendampingan Persiapan Penerapan BLUD, Pelayanan Pendampingan Pola Pengelolaan BLUD serta Evaluasi BLUD kami mengharapkan dapat membantu Pemerintah daerah terkait Implementasi BLUD. Baca juga: Menggali Keberhasilan BLUD Melalui Studi Kelayakan: Fokus pada Aspek Keuangan

Menggali Keberhasilan BLUD Melalui Studi Kelayakan: Fokus pada Aspek Keuangan

Seiring dengan perkembangan sistem kesehatan di Indonesia, Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) telah menjadi pilihan populer untuk mengelola unit pelayanan kesehatan. Namun, sebelum mengadopsi model ini, sangat penting untuk melakukan studi kelayakan yang komprehensif. Salah satu aspek krusial yang harus dievaluasi adalah aspek keuangan, yang mencakup sejumlah rasio untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan BLUD. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa aspek keuangan utama yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan BLUD. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menjadi tonggak pertama dalam mengevaluasi kelayakan BLUD dari segi keuangan. Rasio ini mencakup kemampuan BLUD untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek. Dalam konteks ini, rasio lancar dan cepat menjadi indikator penting. Rasio lancar (current ratio) mengukur kemampuan BLUD untuk membayar kewajiban dalam satu tahun, sementara rasio cepat (quick ratio) mempertimbangkan kemampuan ini tanpa memperhitungkan persediaan. Hasil yang optimal menunjukkan kesehatan finansial dan kemampuan untuk menghadapi tantangan keuangan yang mungkin muncul. Rasio Solvabilitas Aspek kedua yang tak kalah penting adalah rasio solvabilitas. Rasio ini menunjukkan sejauh mana BLUD dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Dengan menganalisis rasio hutang terhadap ekuitas dan total hutang terhadap total aset, kita dapat menilai risiko kebangkrutan dan memastikan BLUD memiliki struktur modal yang seimbang. Keseimbangan yang tepat dapat memberikan dasar keuangan yang kuat dan meningkatkan kepercayaan pemberi pinjaman dan stakeholder lainnya. Rasio Pendapatan Operasional pada Belanja Operasional (POBO) Rasio Pendapatan Operasional pada Belanja Operasional (POBO) adalah sebuah metrik yang digunakan untuk mengukur sejauh mana pendapatan operasional suatu UPTD dapat mencakup belanja operasional yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Rasio Aktivitas Terakhir, namun tidak kalah pentingnya, adalah rasio aktivitas. Rasio ini mencerminkan sejauh mana BLUD dapat mengelola asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Rasio seperti perputaran aset tetap dan perputaran piutang memberikan wawasan tentang efisiensi penggunaan aset. Evaluasi yang baik dalam aspek ini dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan memberikan keunggulan kompetitif. Dalam rangka mencapai keberhasilan BLUD, studi kelayakan yang mendalam terhadap aspek keuangan sangat diperlukan. Dengan memahami rasio likuiditas, solvabilitas, BOPO, dan aktivitas, pemangku kepentingan dapat memastikan bahwa BLUD memiliki fondasi keuangan yang kuat, mampu memberikan layanan berkualitas, dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Baca juga: Mengungkap Aspek Studi Kelayakan BLUD: Fokus pada Aspek Pasar dan Pemasaran

Mengungkap Aspek Studi Kelayakan BLUD: Fokus pada Aspek Pasar dan Pemasaran

Seiring dengan perkembangan zaman, Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) telah menjadi salah satu instrumen penting dalam penyelenggaraan pelayanan publik di tingkat lokal. Untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan BLUD, perlu dilakukan studi kelayakan yang menyeluruh. Salah satu aspek yang tidak boleh diabaikan adalah Aspek Pasar dan Pemasaran. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tiga sub-aspek utama di bawah Aspek Pasar dan Pemasaran dalam studi kelayakan BLUD. Analisis Kebutuhan Pasar Sebelum merumuskan strategi pemasaran yang efektif, pemahaman mendalam tentang kebutuhan pasar merupakan langkah awal yang krusial. Analisis kebutuhan pasar untuk BLUD melibatkan evaluasi rinci terhadap kebutuhan masyarakat yang akan dilayani. Pertanyaan kunci yang perlu dijawab melibatkan seberapa besar permintaan akan layanan yang ditawarkan, karakteristik demografis dan geografis calon pengguna layanan, serta tren atau perubahan signifikan dalam kebutuhan pasar. Selain itu, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi kebutuhan pasar, seperti perubahan regulasi, perkembangan teknologi, atau faktor ekonomi. Dengan demikian, analisis kebutuhan pasar akan memberikan pandangan yang jelas mengenai potensi penerimaan dan adopsi layanan BLUD di lingkungan sekitarnya. Strategi Bauran Pemasaran Setelah memiliki pemahaman yang solid tentang kebutuhan pasar, langkah selanjutnya adalah merumuskan strategi bauran pemasaran yang sesuai. Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat elemen kunci, yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Untuk BLUD, produk mengacu pada layanan yang ditawarkan, harga berkaitan dengan struktur tarif yang diterapkan, promosi melibatkan upaya memperkenalkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat, dan distribusi mencakup cara penyampaian layanan kepada pengguna. Penting untuk menyelaraskan keempat elemen ini agar menciptakan nilai tambah bagi pengguna layanan. Pemilihan strategi bauran pemasaran juga harus mempertimbangkan karakteristik unik BLUD dan bagaimana layanan tersebut memenuhi kebutuhan spesifik masyarakat sasarannya. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran melibatkan langkah-langkah taktis yang akan diambil untuk mengimplementasikan bauran pemasaran. Hal ini mencakup penetapan target pasar yang jelas, pengembangan kampanye promosi yang efektif, dan pemantauan hasil melalui metrik yang relevan. Strategi pemasaran juga harus bersifat responsif terhadap perubahan dalam lingkungan eksternal dan memanfaatkan peluang yang muncul. Dalam konteks BLUD, komunikasi efektif dengan pemangku kepentingan, seperti masyarakat, lembaga pemerintah, dan mitra potensial, menjadi aspek penting dari strategi pemasaran. Penguatan citra dan kepercayaan masyarakat terhadap BLUD juga dapat diupayakan melalui kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) yang terintegrasi dengan strategi pemasaran. Dalam keseluruhan, Aspek Pasar dan Pemasaran dalam studi kelayakan BLUD memainkan peran kunci dalam menentukan kesuksesan dan keberlanjutan lembaga tersebut. Dengan memahami kebutuhan pasar, merumuskan strategi bauran pemasaran yang tepat, dan menerapkan strategi pemasaran yang efektif, BLUD dapat berhasil memposisikan diri sebagai penyedia layanan yang berkelanjutan dan diakui oleh masyarakatnya. Baca juga: Analisis Aspek Teknis pada Studi Kelayakan BLUD

Analisis Aspek Teknis pada Studi Kelayakan BLUD

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) telah menjadi salah satu instrumen penting dalam penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia. Sebelum memutuskan untuk mengubah suatu unit layanan menjadi BLUD, perlu dilakukan studi kelayakan yang menyeluruh. Salah satu aspek penting dalam studi kelayakan BLUD adalah aspek teknis, yang melibatkan penentuan lokasi bisnis, skala produksi, dan layout pabrik serta bangunan. Penentuan Lokasi Bisnis Penentuan lokasi bisnis menjadi langkah awal yang krusial dalam studi kelayakan BLUD. Lokasi yang strategis dapat memberikan dampak positif terhadap efisiensi operasional dan aksesibilitas pelayanan. Faktor-faktor seperti keberlanjutan sumber daya, potensi pasar, serta regulasi lokal perlu dipertimbangkan secara cermat. Analisis dampak lingkungan juga perlu diperhitungkan untuk memastikan keberlanjutan dan dukungan masyarakat. Penentuan Skala Produksi Skala produksi yang tepat menjadi faktor penentu keberhasilan BLUD. Studi kelayakan harus mempertimbangkan jumlah dan jenis pelayanan yang akan disediakan, serta kapasitas yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Analisis pasar dan proyeksi pertumbuhan perlu diintegrasikan dalam pemilihan skala produksi agar dapat mengakomodasi permintaan yang ada dan potensial di masa depan. Pemeliharaan Mesin dan Peralatan Produksi Keberhasilan BLUD tidak hanya tergantung pada desain konseptual, tetapi juga pada pemeliharaan mesin dan peralatan produksi. Perawatan berkala, pelatihan staf, dan pengadaan suku cadang menjadi elemen-elemen kritis dalam memastikan operasional BLUD tetap optimal. Kegagalan peralatan dapat berdampak negatif pada ketersediaan layanan, sehingga manajemen pemeliharaan harus diintegrasikan dengan baik dalam strategi BLUD. Penentuan Layout Pabrik dan Bangunan Layout pabrik dan bangunan yang efisien dapat meningkatkan produktivitas dan mengoptimalkan penggunaan ruang. Pemilihan desain yang sesuai dengan kebutuhan operasional serta mempertimbangkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting. Selain itu, aspek ramah lingkungan dan keberlanjutan harus diintegrasikan ke dalam layout untuk mendukung prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Dari uraian di atas, aspek teknis pada studi kelayakan BLUD adalah fondasi yang vital untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan implementasi BLUD. Dengan memperhatikan penentuan lokasi bisnis, skala produksi, dan layout pabrik serta bangunan secara teliti, pemerintah daerah dapat mengoptimalkan pelayanan publik melalui BLUD dengan efisien dan efektif. Studi kelayakan yang komprehensif akan membantu meminimalkan risiko dan memberikan dasar yang kokoh untuk transformasi menuju pelayanan publik yang lebih baik. Baca juga: Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia pada Studi Kelayakan BLUD

Jumlah Viewers: 424